Kamis, 25 Oktober 2012

Terungkap: Aib Obama (Mengorbankan Duta Besar-nya)



Foto: Terungkap: Aib Obama (Mengorbankan Duta Besar-nya)

Presiden AS, Barrack Obama sebenarnya adalah satu dari sekian banyak warga AS yang menjadi “korban”  kebijakan luar negeri mereka. Sehebat apapun prinsip seorang warga AS atau se-ekstrim apapun cara berpikir seseorang, jika sudah menjadi presiden, maka  akan menjadi seorang “pembunuh” yang terhormat.

Ya… pembunuh yang terhormat. Terhormat bagi rakyat Amerika dan mulia bagi negara adidaya itu.

Dengan kondisi ekonomi yang lesu, dan tuntutan rakyat yang demikian besar karena pekerjaan yang sulit beberapa tahun ini, Barrack Obama yang awalnya dianggap mampu memberi “keadilan” bagi  Barat dan Timur  ternyata harus kembali tenggelam dalam sistem yang sudah mereka buat sendiri.

Sistem yang mengatur bagaimana seorang Presiden melalui politik luar negeri yang rapi, harus mampu membuat peperangan didalam sebuah bangsa dan paling tidak pergantian kekuasaan dengan cara yang tidak damai.

Berita terbaru melalui BBC, dilaporkan seorang petinggi militer Rusia sudah memberi keterangan yang tidak terbantahkan sebagai sebuah contoh akan hal ini.

Jenderal senior Rusia itu mengatakan pemberontak Suriah sekarang memiliki senjata anti-pesawat, termasuk buatan AS, Stingers.

Jenderal Nikolai Makarov seperrti dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan asal rudal permukaan-ke-udara  harus “diperjelas”.

“We have reliable information that Syrian militants have foreign portable anti-aircraft missile systems, including those made in the USA… it should be cleared up who delivered them,” Gen Makarov told journalists in Russia. ( Sumber: BBC News)

Sekarang, kita tahu duta besar Amerika di Libya terlibat dalam percobaan untuk mendapatkan kembali senjata  berikan pemerintahan Obama kepada Al Qaeda dan atau jaringan yang berafiliasi kepada Al Qaeda dimana mereka terlibat selama pemberontakan Libya. Untuk itu ia harus rela jadi “pion yang dikorbankan”

Dan kita tahu, bahwa Obama mengetahui serangan terhadap kedutaan di Libya adalah serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok  yang berafiliasi pada Al Qaeda. Ini adalah murni pengkhianatan dari mereka yang coba di manfaatkan Obama. Jadi Obama memiliki setiap alasan untuk menyembunyikan hubungan ini, mulai dari rasa malu akan kegagalan “pemanfaatan pihak ketiga” dan  naifnya seorang presiden karena berharap mampu mengubah pola pikir para ekstrimis/ radikal seperti Al Qaeda.

Sekarang, jika Al Qaeda bersama jaringanya menggunakan pemberontak berusaha menggulingkan pemerintahan di Suriah, maka Obama sepertinya sedang melakukan hal yang sama.

Presiden AS sebelumnya yakni, Ronald Reagan memiliki reputasi akan hal ini: mengedarkan senjata kepada sekutu politiknya (selain Iran, sebagaimana di Libya / Al Qaeda,  termasuk Indonesia  ketika menjatuhkan Soekarno dan mengganjal Megawati melalui dukungan intelijen CIA pada SBY?)

Kita kira, apa yang terjadi jika pemerintah Rusia menganggap bantuan militer Obama terhadap pemberontak Suriah menjadi serangan terhadap sekutu mereka?

Barrack Obama, mengekpor senjata dan menjadikan banyak peperangan dalam negara terutama melalui proyek “musim semi” di Timur Tengah/Arab dan Afrika Utara.

Bukan untuk tujuan damai, melainkan untuk meningkatkan ekspor negeri Paman Sam, yang terlilit beban defisit anggaran tahunan yang hampir mencapai satu trilliun dollar. Selain untuk memberi makan atau setidaknya membuka lapangan kerja bagi rakyatnya, termasuk biaya operasional angkatan perang yang terdiri dari armada pasifik dan NATO.

Jadi siapapun presidennya, bahkan jika ia seorang komunis sekalipun, Amerika akan tetap mengekspor senjata  mereka melalui dukungan pada kaum pemberontak - pemberontak. Karena Amerika hanya akan bisa/tetap menjadi adidaya  dengan memberi makan rakyatnya dari setiap butir peluru, senjata serbu  termasuk F16 yang dihibahkan itu.

Never ask for  hope from the American…
Presiden AS, Barrack Obama sebenarnya adalah satu dari sekian banyak warga AS yang menjadi “korban” kebijakan luar negeri mereka. Sehebat apapun prinsip seorang warga AS atau se-ekstrim a
papun cara berpikir seseorang, jika sudah menjadi presiden, maka akan menjadi seorang “pembunuh” yang terhormat.

Ya… pembunuh yang terhormat. Terhormat bagi rakyat Amerika dan mulia bagi negara adidaya itu.

Dengan kondisi ekonomi yang lesu, dan tuntutan rakyat yang demikian besar karena pekerjaan yang sulit beberapa tahun ini, Barrack Obama yang awalnya dianggap mampu memberi “keadilan” bagi Barat dan Timur ternyata harus kembali tenggelam dalam sistem yang sudah mereka buat sendiri.

Sistem yang mengatur bagaimana seorang Presiden melalui politik luar negeri yang rapi, harus mampu membuat peperangan didalam sebuah bangsa dan paling tidak pergantian kekuasaan dengan cara yang tidak damai.

Berita terbaru melalui BBC, dilaporkan seorang petinggi militer Rusia sudah memberi keterangan yang tidak terbantahkan sebagai sebuah contoh akan hal ini.

Jenderal senior Rusia itu mengatakan pemberontak Suriah sekarang memiliki senjata anti-pesawat, termasuk buatan AS, Stingers.

Jenderal Nikolai Makarov seperrti dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan asal rudal permukaan-ke-udara harus “diperjelas”.

“We have reliable information that Syrian militants have foreign portable anti-aircraft missile systems, including those made in the USA… it should be cleared up who delivered them,” Gen Makarov told journalists in Russia. ( Sumber: BBC News)

Sekarang, kita tahu duta besar Amerika di Libya terlibat dalam percobaan untuk mendapatkan kembali senjata berikan pemerintahan Obama kepada Al Qaeda dan atau jaringan yang berafiliasi kepada Al Qaeda dimana mereka terlibat selama pemberontakan Libya. Untuk itu ia harus rela jadi “pion yang dikorbankan”

Dan kita tahu, bahwa Obama mengetahui serangan terhadap kedutaan di Libya adalah serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi pada Al Qaeda. Ini adalah murni pengkhianatan dari mereka yang coba di manfaatkan Obama. Jadi Obama memiliki setiap alasan untuk menyembunyikan hubungan ini, mulai dari rasa malu akan kegagalan “pemanfaatan pihak ketiga” dan naifnya seorang presiden karena berharap mampu mengubah pola pikir para ekstrimis/ radikal seperti Al Qaeda.

Sekarang, jika Al Qaeda bersama jaringanya menggunakan pemberontak berusaha menggulingkan pemerintahan di Suriah, maka Obama sepertinya sedang melakukan hal yang sama.

Presiden AS sebelumnya yakni, Ronald Reagan memiliki reputasi akan hal ini: mengedarkan senjata kepada sekutu politiknya (selain Iran, sebagaimana di Libya / Al Qaeda, termasuk Indonesia ketika menjatuhkan Soekarno dan mengganjal Megawati melalui dukungan intelijen CIA pada SBY?)

Kita kira, apa yang terjadi jika pemerintah Rusia menganggap bantuan militer Obama terhadap pemberontak Suriah menjadi serangan terhadap sekutu mereka?

Barrack Obama, mengekpor senjata dan menjadikan banyak peperangan dalam negara terutama melalui proyek “musim semi” di Timur Tengah/Arab dan Afrika Utara.

Bukan untuk tujuan damai, melainkan untuk meningkatkan ekspor negeri Paman Sam, yang terlilit beban defisit anggaran tahunan yang hampir mencapai satu trilliun dollar. Selain untuk memberi makan atau setidaknya membuka lapangan kerja bagi rakyatnya, termasuk biaya operasional angkatan perang yang terdiri dari armada pasifik dan NATO.

Jadi siapapun presidennya, bahkan jika ia seorang komunis sekalipun, Amerika akan tetap mengekspor senjata mereka melalui dukungan pada kaum pemberontak - pemberontak. Karena Amerika hanya akan bisa/tetap menjadi adidaya dengan memberi makan rakyatnya dari setiap butir peluru, senjata serbu termasuk F16 yang dihibahkan itu

Tidak Mau Kalah Dengan Indonesia, Malaysia Test Rudal Strategisnya


Foto: Tidak Mau Kalah Dengan Indonesia, Malaysia Test Rudal Strategisnya

KUALA LUMPUR - TLDM sekali lagi membuktikan tahap kesiagaannya di tahap tertinggi dengan kejayaan penembakan peluru berpandu atau misil dari permukaan ke sasaran udara (surface to air) di Perairan Selat Melaka pada 23 Oktober 2012.  Penembakan kontraktual misil jenis Vertical Launch Seawolf  (VLSW) ini telah dilancarkan dari platform kapal Kelas Frigat, Kapal Diraja (KD) LEKIU ke sasaran udara TGX-2 yang ditunda oleh pesawat Learjet 35A.  
 
Penembakan misil Seawolf telah dilancarkan sewaktu siri latihan bulanan Armada TLDM iaitu siri Perang Pangkor 9/2012 yang dilaksanakan sekitar Perairan Selat Melaka Utara. Dalam penembakan pagi semalam, Seawolf  dari KD LEKIU : telah berjaya mengenai dan memusnahkan sasaran pada jarak, ketinggian dan kelajuan sepertimana yang telah diprogramkan. Seawolf mempunyai panjang 2.995 meter dengan berat 136.5 kilogram boleh meluncur pada kelajuan sehingga 333 meter sesaat serta boleh beroperasi dalam apa juga keadaan cuaca. Ia berupaya memusnahkan sasaran udara seperti jet pejuang dan peluru berpandu.

Kejayaan penembakan ini nyata telah sekali lagi membuktikan keupayaan aset dan sistem persenjataan TLDM berada ditahap yang amat meyakinkan. Ia juga sekaligus menzahirkan kepada dunia bahawa keupayaan perang TLDM dan kompetensi perancang latihan, pengendali, pengurusan, penyelenggaraan dan pengoperasian aset Armada TLDM, berada ditahap kesiagaan yang tinggi dan terlatih. Untuk rekod, pada tahun ini, TLDM pada 20 September 2012, telah berjaya melancarkan misil jenis Exocet MM40 dari KD LEKIU dan misil jenis Sea Skua dari helikopter TLDM jenis Super Lynx dalam Penembakan Bersepadu Angkatan Tentera Malaysia (ATM) bersama TUDM dan TDM dalam Eksesais ANGSA 7/2012.

Dalam menentukan kejayaan operasi penembakan kali ini, pelbagai aset dan unit TLDM telah terlibat dengan pelbagai tugas yang telah ditetapkan.  Antara tugas yang dilaksanakan ialah perancangan latihan, tinjauan dan pembersihan kawasan, penyediaan misil dan rakaman serta analisis. Aset dan unit TLDM yang terlibat antaranya ialah Markas Armada, Depot Peluru dan Letupan, KD LAKSAMANA MUHAMMAD AMIN, KD SELANGOR, Combat Boat (CB) 90, pesawat Super Lynx, pesawat Fennec dan Tim Rakaman dan Analisis dari Weapon Trial and Assesment Team (WTAT) dari Markas Sistem Armada serta Institut Penyelidikan dan Pembangunan Pertahanan (STRIDE), Kementerian Pertahanan. Kejayaan penembakan misil Seawolf dari KD LEKIU sekali lagi telah melakarkan nama ATM dan TLDM khasnya sebagai pasukan Angkatan Tentera yang wajar digeruni di rantau ini. 





Sumber : MalaysiaNavy
KUALA LUMPUR - TLDM sekali lagi membuktikan tahap kesiagaannya di tahap tertinggi dengan kejayaan penembakan peluru berpandu atau misil dari permukaan ke sasaran udara (sur
face to air) di Perairan Selat Melaka pada 23 Oktober 2012. Penembakan kontraktual misil jenis Vertical Launch Seawolf (VLSW) ini telah dilancarkan dari platform kapal Kelas Frigat, Kapal Diraja (KD) LEKIU ke sasaran udara TGX-2 yang ditunda oleh pesawat Learjet 35A.

Penembakan misil Seawolf telah dilancarkan sewaktu siri latihan bulanan Armada TLDM iaitu siri Perang Pangkor 9/2012 yang dilaksanakan sekitar Perairan Selat Melaka Utara. Dalam penembakan pagi semalam, Seawolf dari KD LEKIU : telah berjaya mengenai dan memusnahkan sasaran pada jarak, ketinggian dan kelajuan sepertimana yang telah diprogramkan. Seawolf mempunyai panjang 2.995 meter dengan berat 136.5 kilogram boleh meluncur pada kelajuan sehingga 333 meter sesaat serta boleh beroperasi dalam apa juga keadaan cuaca. Ia berupaya memusnahkan sasaran udara seperti jet pejuang dan peluru berpandu.

Kejayaan penembakan ini nyata telah sekali lagi membuktikan keupayaan aset dan sistem persenjataan TLDM berada ditahap yang amat meyakinkan. Ia juga sekaligus menzahirkan kepada dunia bahawa keupayaan perang TLDM dan kompetensi perancang latihan, pengendali, pengurusan, penyelenggaraan dan pengoperasian aset Armada TLDM, berada ditahap kesiagaan yang tinggi dan terlatih. Untuk rekod, pada tahun ini, TLDM pada 20 September 2012, telah berjaya melancarkan misil jenis Exocet MM40 dari KD LEKIU dan misil jenis Sea Skua dari helikopter TLDM jenis Super Lynx dalam Penembakan Bersepadu Angkatan Tentera Malaysia (ATM) bersama TUDM dan TDM dalam Eksesais ANGSA 7/2012.

Dalam menentukan kejayaan operasi penembakan kali ini, pelbagai aset dan unit TLDM telah terlibat dengan pelbagai tugas yang telah ditetapkan. Antara tugas yang dilaksanakan ialah perancangan latihan, tinjauan dan pembersihan kawasan, penyediaan misil dan rakaman serta analisis. Aset dan unit TLDM yang terlibat antaranya ialah Markas Armada, Depot Peluru dan Letupan, KD LAKSAMANA MUHAMMAD AMIN, KD SELANGOR, Combat Boat (CB) 90, pesawat Super Lynx, pesawat Fennec dan Tim Rakaman dan Analisis dari Weapon Trial and Assesment Team (WTAT) dari Markas Sistem Armada serta Institut Penyelidikan dan Pembangunan Pertahanan (STRIDE), Kementerian Pertahanan. Kejayaan penembakan misil Seawolf dari KD LEKIU sekali lagi telah melakarkan nama ATM dan TLDM khasnya sebagai pasukan Angkatan Tentera yang wajar digeruni di rantau ini.